“Kota Konstatinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukanya
adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah
sebaik-baik pasukan’” (H.R. Ahmad bin Hambal)
Hadist tersebut
diatas di sampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa kelak akan datang pemimpin
yang begitu hebatnya yang mampu merebut benteng Konstatinopel yang kokoh. Sejak Abad ke-8, Sahabat
Rasulullah SAW berusaha merebut benteng ini. Salah satunya Abu Ayyub Al
Anshari, namun gagal. Baru setelah enam abad kemudian, benteng itu berhasil
direbut di bawah pimpinan Muhammad Al Fatih. Karena jasanya inilah beliau
diberi gelar Al Fatih (sang Pembuka) yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya
adalah Konstatinopel.
Lihatlah
bagaimana imperium besar dan terkuat pada abad 8-14 Masehi, Romawi, Imperium
Byzantium, dengan ibu kotanya Konstatinopel. Pada tahun1453. Negara Adi kuasa
itu mampu ditaklukan oleh seorang anak muda belia yang masih berusia 21 tahun.
Kota itu diubahnya menjadi kota instanbul. Dari sini kemudian Islam menebarkan
kasih-sayangnya di bumi Eropa. Pemuda hebat ini bernama Muhammad Al
Fatih.lantas apa yang menjadi rahasia dibalik kesuksesan orang besar pengukir
sejarah sepanjang zaman ini?. Sejak kecil, Muhammad Al Fatih dididik oleh
seorang wali. Beliau tumbuh menjadi
remaja yang memiliki kepribadian unggul. Beliau menjadi sultan dalam usia 19
tahun menggantikan sang Ayah. Beliau mampu memetik keberhasilan dalam hidupnya
dengan sangat efektif, merebut benteng konstatinopel yang kokoh itu. Sifatnya
tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan,
dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang luar biasa.
Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat menonjol.
Muhammad
Al Fatih sangat tegas terhadap musuh, Namun, lembut kalbunya bagai selembar
sutra dalam menghadapi rakyat yang dipimpinya. Kebiasaan Muhammad Al Fatih unik.
Beliau selalu berkeliling dimalam hari, memeriksa kondisi teman dan rakyatnya.
Beliau sengaja berkeliling untuk memastikan rakyat dan kawan-kawanya menegakan
shalat malam. Inilah senjata utama Muhammad Al Fatih yang selalu diasahnya
dengan tulus, ikhlas dan khusyuk, ditegakanya setiap malam. Dengan “Pedang
Malam” ini , timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih. Sejarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru
berusia 21 tahun berhasil menggapai sukses besar, menerobos benteng konstatinopel.
Setelah dikepung beberapa bulan , maka taklulah benteng Konstatinopel.
Suatu
hari timbul persoalan, ketika pasukan Islam hendak melaksanakan shalat Jumat
yang pertama kali di kota itu. Sang panglima bertanya, “Siapakah yang layak menjadi imam shalat Jumat?” tak ada
jawaban. Tak ada yang berani menawarkan
diri, lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh
rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya “
Siapakah diantara kalian sejak remaja, sejak aqil baligh, hingga hari ini
pernah meninggalkan shalatwajib lima waktu silakan duduk!!” Ternyata tak seorangpun dari pasukan Islam
yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam
pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja hingga hari ini, tak seorang pun
yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalikan shalat fardhu.
Luar biasa! Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya : “Siapa di antara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini
pernah meninggalkan shalat Sunah Rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan
shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!” sebagian lainya segera duduk,
Artinya , pasukan Islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah
meninggalkan shalat Sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelum subuh dan shalat
Rawatib lainya. Namun ada yang meninggalkanya.
Betapa
kualitas karakter dan keimana mereka sebagai Muslim sungguh bernilai tinggi,
sungguh jujur, dan memiliki semangat serta komitmen yang kuat. Dengan
mengedarkan pandanganya kepada seluruh rakyat dan pasukanya Muhammad Al Fatih
kembari berseru lalu bertanya: “Siapakah
di antara kalian sejak aqil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat
Tahajud dikesunyian malam? Yang pernah
meninggalkan atau pernah kosong satu saja., silakan duduk!!!”. Apa yang
terjadi??? Terlukislah pemandangan yang menjubkan sejarawan barat dan timur.
Semua yang hadir dengan cepat duduk!!Hanya ada seorang saja yang tetap tegak
berdiri. Siapakah dia??? Dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk
benteng super power Byzantium konstatinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam
shalat Jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu
mengisi butir butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tak kosong
barang semalam pun.
Itulah
sebuah kisah sejarah yang sungguh indah dalam bingkai ketakwaan kepada Allah
SWT. Kisah “pedang Malam” yang merupakan rahasia sukses dari seorang pribadi
pengubah sejarah, bernama Muhammad Al Fatih, orang Asia asal Turki, yang baru
berusia 21 tahun. Shalat Tahajut merupakan modal yang sangat penting untuk
membangun kekuatan ruhiyah dalam
kesuksesan Al Fatih dikemudian hari. Sehingga Islam berjaya, berpendar-pendar
cahaya nya selama 500 tahun di bumi Eropa sejak abad ke 15. Semuanya berasal
dari Pedang Malam Al Fatih yang begitu luar biasa.
Dan
semoga apa yang menjadi kisah perjuangan penaklukan benteng Konstatinopel ini,
menitihkan sebuah benih pelajaran berharga bagi kita semua atas pentingnya
penghadapan seorang hambanya pada shalat Tahajut. Yang ketika dalam sepertiga malam tersebut
Tuhan akan turun ke langit terdekat mendengarkan doa hambanya yang memohon
pertolongan serta ampunan. Dan semoga kita dapat menjalankan apa yang menjadi
“pedang malam” sang Penakluk Konstatinopel yaitu Shalat Tahajut.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist Qudsi yang artinya :
“Setiap malam Tuhan kami turun ke
langit terdekat ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Firman-Nya:”
Barang siapa memohon kepada-Ku, niscaya Aku beri dia, dan barang siapa memohon
ampunan kepada-ku, niscaya Aku ampuni dia.”
(H.R Bukhari dan Muslim)